Jumat, 23 Januari 2009

Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc.

Rangkuman Buku Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc.
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan:
(1) Membangun hubungan antarsesama manusia
(2) Melalui pertukaran informasi
(3) Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
(4) Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu

Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi berkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat sebagai berikut:
- Sumber
Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bias terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
- Pesan
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
- Media
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.
- Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.
- Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
- Tanggapan Balik
Salah satu bentuk tanggapan balik adalah dari penerima, akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.
- Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor2 tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.


Tipe komunikasi

Tipe komunikasi yang akan dibicarakan dalam buku ini dibagi atas empat macam tipe, yakni:
1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication)
Adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di dalam diri seseorang.
2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
(1) Komunikasi Diadik : proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka.
(2) Komunikasi Kelompok Kecil : proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.
3. Komunikasi Publik (Public Communication)
Adalah suatu proses di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.
4. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Adalah proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.

Model Komunikasi

Dalam buku ini akan diperkenalkan tiga model komunikasi yang perlu diketahui dalam memahami komunikasi antar-manusia, yakni: Siapa  Mengatakan Apa  Kepada Siapa
- Model Analisis Dasar Komunikasi
Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudian Lasswell hingga Shannon dan Weaver.
Dari segi bahasa, mereka juga menyelidiki bagaimana ketepatan signal yang dipancarkan itu sesuai dengan arti yang sebenarnya, sehingga penerima memperoleh pesan secara sempurna.
- Model Proses Komunikasi
Salah satu model yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm (1954).
Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, di mana pesan ditransmit melalui proses encoding dan decoding.
- Model Komunikasi Partisipasi
Model ini muncul setelah melihat berbagai kelemahan model komunikasi satu arah yang telah mendominasi berbagai riset komunikasi sebelumnya.
Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih saling menukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya dalam situasi di mana mereka berkomunikasi.

Dimensi dan Perspektif Ilmu Komunikasi

- Komunikasi sebagai Proses adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.
- Komunikasi Sebagai Simbolik
Symbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tulisan (verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non verbal). Proses pemberian makna terhadap symbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi, selain dipengaruhi factor budaya, juga factor psikologis, terutama pada saat pesan di-decode oleh penerima.
- Komunikasi Sebagai Sistem
System sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas di mana semua komponen atau unsur yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain. Suatu system senantiasa memerlukan sifat-sifat, yakni menyeluruh, saling bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif dan memiliki tujuan.
- Komunikasi Sebagai Transaksional
- Komunikasi Sebagai Aktivitas Sosial
- Komunikasi Sebagai Multidimensional ada dua tingkatan yang dapat diidentifikasikan, yakni dimensi isi (content dimension) dan dimensi hubungan (relationship dimension).

Komunikasi sebagai Ilmu yang Multidisiplin

Komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini public). Namun dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat, terutama kemajuan di bidang genetika dan teknologi komunikasi, maupun di bidang-bidang lainnya telah membawa dampak makin kaburnya batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang tadinya mono-disiplin cenderung multidisiplin.
Komunikasi memiliki filsafat bahwa kehidupan manusia sesungguhnya ditentukan oleh tiga unsur, yakni unsur biologis, unsure fisik, dan unsur social. Dengan unsure biologis dimaksudkan bahwa manusia untuk mempertahankan hidupnya di atas bumi ini memerlukan makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewani (biologi). Selain unsur biologis, manusia juga memerlukan udara, air, dan tanah (fisik), serta kerja sama dengan manusia lainnya untuk dan mencapai tujuan hidupnya (social).

Komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.
Komunikasi yang dilakukan tanpa mengena sasaran, yang akan disalahkan adalah komunikatornya. Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window”, sebuah kaca jendela terdiri atas empat bagian, yakni:
1. Wilayah terbuka (open area)
Pada wilayah terbuka kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan kekurangan. Kalau kita ingin menang sendiri dengan cara mendesakkan kehendak kita pada orang lain, hal itu dapat mengundang terjadinya konflik.
2. Wilayah buta (blind area)
Pada wilayah buta orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya, tetapi sebaliknya kekurangan itu justru diketahui oleh orang lain. Dalam berbagai kasus, banyak orang tidak mengetahui kelemahannya, bahkan ia berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.
3. Wilayah tersembunyi (hidden area)
Pada wilayah tersembunyi, kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Ada dua konsep yang erat hubungannya dengan wilayah tersembunyi, yakni over disclose dan under disclose.
- Over disclose ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
- Under disclose ialah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan.
4. Wilayah tak dikenal (unknown area)
Adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi. Sebab selain kita sendiri yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita.
Self awareness ialah proses menyadari diri tentang siapakah aku, di mana aku berada dan bagaimana orang lain memandang diriku.
Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator selain mengenal dirinya, ia juga harus memiliki:
1. Kepercayaan (credibility)
Ialah seperangkat persepsi tentang kelenihan2 yang dimiliki sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak (penerima).
Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos.
Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan2nya dapay dipercaya.
Pathos ialah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan
Logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya.
2. Daya tarik (attractive)
Adalah salah satu factor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Factor daya tarik banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi.
3. Kekuatan (power).
Ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain.

Pesan

Sebagai mahluk social dan juga sebagai mahluk komunikasi, manusia dalam hidupnya diliputi oleh berbagai macam symbol, baik yang diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami.
Pemberian arti pada symbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi social budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua kode memiliki unsure nyata
b. Semua kode memiliki arti
c. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya
d. Semua kode memiliki fungsi
e. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran2 komunikasi lainnya.
Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yakni kode verbal (bahasa) dank ode nonverbal (isyarat)
1. Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa.
2. Kode nonverbal, manusia dalam berkomunikasi selain memakai kode verbal (bahasa) juga memakai kode nonverbal. Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).

Media

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongkan atas empat macam, yakni media antarpribadi, media kelompok, media public, dan media massa.
Gangguan dan Rintangan Komunikasi
Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni sebagai berikut:
1. Gangguan Teknis
2. Gangguan Semantik dan Psikologis
3. Rintangan Fisik
4. Rintangan Status
5. Rintangan Kerangka Berpikir
6. Rintangan Budaya

Khalayak

Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu actor dari proses komunikasi.
Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut khalayaknya, yakni aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis, dan aspek karakteristik perilaku khalayak.

Pengaruh

Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).
Factor lain yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh, ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima. Umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.

Perkembangan Terakhir Ilmu Komunikasi

Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan perkembangan masyarakat yang makin kompleks dan global, terutama makin sulitnya dipisahkan antara kehidupan modern dengan telekomunikasi dan media massa, maka fungsi komunikasi tidak lagi sekadar untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan, tetapi makin terasa dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Apakah itu di sector industry, perdagangan, hubungan antarnegara, manajemen, pertanian, hubungan antaretnis, lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, lingkungan keluarga, pemerintahan, pelayanan social, diseminasi informasi, pendidikan dan sebagainya.

Kamis, 15 Januari 2009

Dani V vs Deddy

Pengulasan Perbandingan Buku
Dani Vardiansyah dengan Deddy Mulyana



 Penjabaran tentang fungsi komunikasi lebih detail dengan menggunakan point-point yang disertai contoh dan penjelasan.
 Fungsi pertama: Komunikasi Sosial
Sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, dsb.
 Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif
Komunikasi yang dapat dilakukan melalui pesan-pesan nonverbal spt: perasaan sayang, peduli, simpati, gembira, marah, dll.
 Fungsi Ketiga: Komunikasi Ritual
Dalam suatu komunitas sering mengadakan acara-acara yang menampilkan perilaku-perilaku simbolik spt: upacara, berdoa, perayaan Natal yang menegaskan kembali komitmen mereka kepada keluarga, komunitas, agama dsb.
 Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental
Bersifat persuasif, yang berfungsi memberitahukan informasi kepada pendengar agar mempercayai bahwa fakta yang diinformasikan akurat dan layak diketahui.

 Terdapat perbedaan susunan materi pembahasan, seperti pada buku versi Deddy yang membahas tentang model-model komunikasi pada Bab 4 sementara versi Dani pada Bab 11.

 Pada buku versi Deddy, memang ia menjabarkan materinya secara detail, namun membuat pembaca menjadi sulit menemukan point-point pentingnya.

 Pada buku versi Deddy, ia menjelaskan pengertian komunikasi dengan cara menjelaskannya dari segi hakikat, definisi, dan konteks komunikasi.

 Terdapat Prinsip-prinsip Komunikasi yang pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi, yang terdiri dari:
 Prinsip 1: Komunikasi Adalah Proses Simbolik
 Prinsip 2: Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
 Prinsip 3: Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
 Prinsip 4: Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
 Prinsip 5: Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
 Prinsip 6: Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
 Prinsip 7: Komunikasi Bersifat Sistemik
 Prinsip 8: Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya, Semakin Efektiflah Komunikasi
 Prinsip 9: Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
 Prinsip 10: Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
 Prinsip 11: Komunikasi Bersifat Irreversible
 Prinsip 12: Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah.

 Terdapat banyak sumber referensi buku yang digunakan Deddy untuk melengkapi isi materi yang ingin disampaikannya. Terbukti pada adanya keterangan Catatan pada tiap-tiap bab-nya yang berfungsi sebagai daftar pustaka.
 Adanya perbedaan penamaan pada Model-model komunikasi. Komunikasi Linear: satu arah pada buku Dani, dinamakan Model S-R (model stimulus-respons) pada buku Deddy.
 Pada pembahasan Model-Model Komunikasi, deddy mencantumkan ada satu tambahan Model versi Gerbner (1956) yang merupakan perluasan dari Model Lasswell yang disertai dengan contoh gambar model diagramatik Gerbner.
 Paradigma yang digunakan oleh Deddy Mulyana adalah paradigma 2 dan 3.

Sabtu, 03 Januari 2009

Bab 6-10

BAB 6
PESAN : BENTUK, MAKNA, DAN PENYAJIAN

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret, manusia dengan akal budinya menciptakan lambang komunikasi : mimik, gerak-gerik, suara, bahasa lisan dan bahasa tulisan. Karena itu, lambang komunikasi adalah bentuk atau wujud konkret dari pesan. Bentuk pesan tidak berarti apa-apa tanpa makna, dan makna pesan sangat tergantung pada penyajiannya.
1). Bentuk Pesan : Lambang Komunikasi
Lambang komunikasi diartikan sebagai kode atau simbol, atau tanda yang digunakan komunikator untuk mengubah pesan yang abstrak menjadi konkret. Salah satu bentuk lambang komunikasi: mimik, gerak-gerik, suara, bahasa lisan atau bahasa tulisan.
Umum dan Khusus
Lambang komunikasi umum digunakan untuk tujuan umum dalam berbagai bidang kehidupan manusia, contoh: mimik, gerak-gerik, suara, bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Lambang komunikasi khusus hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus, tertentu pada salah satu bidang kehidupan saja, contoh: warna, gambar, nada, bau-bauan.
Verbal dan Nonverbal
Kategori verbal adalah bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Kategori nonverbal adalah mimik, gerak-gerik, suara
Berikut ini adalah pengkategorisasian dengan lebih detil :
Lambang Komunikasi Verbal-Umum: bahasa lisan dan bahasa tulisan. Misalnya: teks pada buku.
Lambang Komunikasi Verbal-Khusus: bahasa lisan dan bahasa tulisan yang penggunaannya khusus pada bidang atau kalangan tertentu. Misalnya: bahasa gaul.
Lambang Komunikasi Nonverbal-Umum: suara, mimik, dan gerak-gerik. Misalnya, tersenyum berarti bahagia.
Lambang Komunikasi Nonverbal-Khusus: warna, gambar, nada. Misalnya, pada bidang lalu lintas, seperti Jika lampu merah berarti stop, kuning berarti hati-hati, hijau berarti jalan.
2). Makna Pesan
Makna muncul ketika sebuah lambang komunikasi yang mengacu pada suatu objek dipakai secara konsisten oleh para penggunanya. Saat itulah terjadi proses pembentukan makna di dalam akal budi para pemakainya. Makna pada dasarnya terbentuk berdasarkan hubungan antara lambang komunikasi (simbol), akal budi manusia penggunanya (pikiran pemakainya), dan apa yang dilambangkannya (obyek). Hubungan ketiganya membentuk segitiga, melahirkan teori segitiga makna.
Pikiran Pemakai
Simbol Obyek
Hubungan antara bentuk pesan (lambang komunikasi) dengan makna pesan dalam pikiran pemakainya menghasilkan dimensi-dimensi sebagai berikut:
a). Dimensi Referential (referen atau rujukan)
b). Dimensi Experiential (pengalaman dan pendidikan)
C). Dimensi Purposive (tujuan)
Obyek
Referential (Rujukan) Purposive (Tujuan)
Experiential (Pengalaman)
Secara Konseptual Makna dibedakan menjadi denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, dengan asosiasi primer, lebih merupakan peran akal dalam melakukan fungsi interpreter. Makna Konotatif adalah makna yang bersifat khusus, dengan asosiasi sekunder yang dimiliki sebuah lambang, lebih merupakan peran budi yang berfungsi.
3). Penyajian Pesan
Cara mengkaji penyajian pesan secara ringkas terbagi dua yang utama, yaitu cara penyajian pesan dan struktur penyajian pesan.
a). Penyajian Pesan
Cara penyajian pesan lebih menyangkut bagaimana kita memanfaatkan lambang komunikasi verbal dan non verbal yang kita gunakan, serta membubuhkan kadar emosi ke dalamnya. Di sini, budi kita, kecerdasan emosional kita menentukan keberhasilan komunikasi kita. Cara penyajian pesan, dalam konteks teori retorika Aristoteles, terkait dengan pathos: bagaimana pesan menggugah emosi pendegarnya.
b). Struktur Penyajian Pesan
Struktur penyajian pesan lebih kepada urut-urutan penempatan elemen atau lambang komunikasi yang kita gunakan. Semakin tinggi tataran komunikasi yang terjadi, pesan kita akan semakin terstruktur. Dalam konteks teori retorika Aristoteles, struktur terkait dengan logos: runtun logika penyampaian pesan.

BAB 7
PROSES PENYAMPAIAN PESAN: INTRAPRIBADI DAN ANTARPRIBADI

Proses komunikasi terjadi saat manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi: menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi. Komunikasi intrapribadi dan antarpribadi adalah landasan dari komunikasi pada tataran di atasnya. Dalam tataran antarpribadi komunikasi relatif lebih dinamis, bersifat dua arah, komunikator dan komunikan sama-sama aktif saling mempertukarkan pesan-mengirim dan menerima pesan-untuk dimaknai dan ditanggapi oleh pihak lainnya dan dalam realitas pertukaran pesan dan peran berlangsung sangat cepat. Dalam menangkap seluruh peristiwa yang terjadi sangat sulit sekali, suatu peristiwa yang lazim kita sebut proses komunikasi. Proses adalah urutan-urutan peristiwa. Jadi proses komunikasi adalah urutan-urutan peristiwa yang terjadi ketika manusia menyampaikan pesannya kepada manusia yang lain.
Tahapan-Tahapan Proses Komunikasi :
Proses Komunikasi Tahap-1: Penginterpretasian.
Proses komunikasi tahap-1 bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan yang masih bersifat abstrak. Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan kita sebut sebagai interpreting, akal budi manusia bertindak sebagai interpreter, alat penginterpretasi.
Proses Komunikasi Tahap-2: Penyandian.
Berawal sejak pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Proses tahap ini kita sebut encoding, proses penyandian. Akal dan budi manusia berfungsi sebagai encoder, alat penyandi: merubah pesan yang abstrak menjadi konkret.
Proses Komunikasi Tahap-3: Pengiriman.
Terjadi ketika komunikator melakukan tindak komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniahnya yang berfungsi sebagai transmitter.
Proses Komunikasi Tahap-4: Perjalanan.
Tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim (transmit) hingga pesan diterima (receive) komunikan. Jalan yang dilalui pesan untuk sampai ke komunikan kita sebut saluran komunikasi (communication’s Channel), yang dapat melalui dua cara: dengan media (mediated communication) atau tanpa media (nonmediated communication).
Proses Komunikasi Tahap-5: Penerimaan.
Tahap ini ditandai dengan diterimanya (receive) lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan. Peralatan jasmaniah komunikan bertindak sebagai receiver, alat penerima, dan akal budinya pun bekerja.
Proses Komunikasi Tahap-6: Penyandian Balik.
Tahap ini terjadi dalam diri komunikan, bermula sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan jasmaniah yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budi manusia berhasil mengurainya. Proses ini disebut decoding, penyandian balik.
Proses Komunikasi Tahap-7: Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi di dalam diri komunikan, berawal sejak lambang komunikasi berhasil diurai ke dalam bentuk pesannya. Proses komunikasi tahap-7 relatif sama dengan tahap-1 kita sebut proses penginterpretasian, lazim dinamai pula sebagai proses pemaknaan.
Kesimpulan dari Proses Komunikasi:
Proses Komunikasi Bersifat Dinamis:
Dalam beberapa contoh pesan dan peran dapat saling dipertukarkan. Dalam komunikasi yang dinamis proses pergantian peran komunikator dan komunikan berlangsung secara kontinu, namun sifat dinamis dan sirkuler yang tinggi hanya terjadi pada tataran komunikasi antarpribadi tata muka. Semakin tinggi tataran komunikasi sifat dinamis dan sirkuler komunikasi relatif berkurang.
Proses Komunikasi dapat Terhenti Setiap Saat:
Proses komunikasi dapat terhenti ketika motif komunikator tidak ditanggapi dan tidak ada reaksi dari komunikannya.

BAB 8
GANGGUAN PESAN

Adanya 7 tahapan proses komunikasi:
Proses penginterpretasian pesan(interpreting) sebagai upaya mewujudkan motif komunikasi dalam diri komunikator.
Proses penyandian (encoding) yaitu mengubah pesan yang abstrak menjadi konkret, berupa proses pembentukan dan pemilihan lambang komunikasi yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
Proses pengiriman (transmitting) pesan dalam bentuk lambang komunikasi oleh komunikator.
Proses perjalanan pesan dalam bentuk lambang komunikasi dari komunikator ke komunikannya dengan atau tanpa media.
Proses penerimaan (receiving) lambang komunikasi pada diri komunikan.
Proses penguraian lambang komunikasi kembali kepada pesannya (decoding) oleh komunikan.
Proses penginterpretasian pesan (interpreting)-denotatif dan konotatif-sebagaimana dimaksud komunikator yang terjadi dalam diri komunikan.
Berikut adalah 7 titik Gangguan Komunikasi:
Gangguan-1: Pada akal budi komunikator ketika menjalani fungsi penginterpretasian.
Ketika komunikator mencoba menginterpretasikan motif komunikasinya, yakni apa yang dipikir dan dirasakan, tiba-tiba akal budinya tidak berfungsi.
Gangguan-2: Pada akal budi komunikator ketika menjalani fungsi penyandian.
Terjadi ketika komunikator lupa tentang satu istilah, sementara konsep tentang istilah itu ada di benaknya, atau ketika komunikator berbicara dan menyebut nama tetapi salah. Problem terjadi pada tahap encoding di dalam diri komunikator, ia tahu apa yang ingin dikatakan, tapi tidak tahu bagaimana mengatakannya dalam lambang komunikasi yang dimengerti komunikan.
Gangguan-3: Pada peralatan jasmaniah ketika menjalani fungsi pengiriman.
Terjadi saat akal budi komunikator mampu menjalankan fungsi interpreter dan encoder, namun peralatan jasmaniahnya gagal mentransmitnya.
Gangguan-4: Pada saluran / media komunikasi
Kali ini yang terjadi bukan pada akal budi komunikatornya tetapi pada saluran atau media komunikasi yang digunakan.
Gangguan-5 : Pada peralatan jasmaniah komunikan ketika menjalani fungsi penerimaan.
Di sini peralatan jasmaniah komunikan yang berfungsi sebagai receiver, alat penerima bermasalah sehingga membuat pesan diterima tidak sebagaimana yang dikirimkan atau bahkan tidak dapat diteriam (receive) sama sekali.
Gangguan-6 : Pada akal budi komunikan ketika menjalani fungsi penyandian balik.
Terjadi ketika pengetahuan akal komunikan gagal saat mengurai (decode) lambang komunikasi yang digunakan oleh komunikator sehingga tidak dapat menangkap pesan tersebut.
Gangguan-7 : Pada akal budi komunikan ketika menjalani fungsi penyandian balik.
Terjadi ketika lambang komunikasi telah berhasil diurai, komunikan mengerti perkataan dari komunikator tapi interpretasinya kurang atau keliru sehingga terjadi tidak sebagaimana yang dimaksudkan.

BAB 9
PEMILIHAN MEDIA KOMUNIKASI

Secara konseptual media komunikasi tidak sama dengan saluran komunikasi. Saluran komunikasi (communication channel) adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Hal ini dapat ditempuh dengan dua cara: dengan media atau tanpa media. Media adalah kata jamak (plural) dari medium yang tunggal (singular). Medium komunikasi kita definisikan sebagai alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya kepada komunikan.
Media komunikasi berdasarkan kurun waktunya dapat kita bedakan menjadi tradisional dan modern. Berdasarkan tatarannya dapat kita golongkan mulai dari media antar pribadi hingga media massa. Dalam tahapan proses komunikasi telah berlangsung sejak tahap-2 yaitu penyandian pesan. Ketika akal budi komunikator menyandi pesan, ia juga berproses memilih media komunikasi yang akan digunakannya. Proses pemilihan media mempengaruhi proses pembentukan pesan dan pemilihan lambang komunikasi, karena media komunikasi adalah alat-alat perantara yang sengaja dipilih oleh komunikator untuk menghantarkan pesan kepada komunikan, sedangkan pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi, maka persoalan utama dalam pemilihan media komunikasi adalah sejauh mana media yang dipilih mampu mewujudkan motif komunikasi dari komunikatornya.
Pemilihan media dalam tataran komunikasi
Media antarpribadi adalah media komunikasi yang digunakan dalam tataran antarpribadi.
Dalam tataran komunikasi antarpribadi media komunikasi yang digunakan : telepon atau surat
Media massa digunakan pada tataran komunikasi massa.
Media yang digunakan: surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film
Keunggulan utama media cetak adalah kemampuannya menguasai waktu, dalam pengertian termassa, yang lebih besar dari media audio (seperti radio, telepon) dan audio visual (seperti televisi, film) yang disebut sebagai media elektronik.

BAB 10
EFEK KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat dibedakan menjadi Efek Kognitif (pengetahuan), Efek afektif (sikap), Efek Konatif (tingkah laku). Efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Persoalan utama dalam komunikasi efektif adalah sejauh mana motif komunikasi komunikator terwujud dalam diri dalam diri komunikannya. Apabila motif komunikasi kita maknai sebagai tujuan komunikasi, maka secara matematis dapat kita tuliskan sebagai berikut:
(1). H = T : Komunikasi efektif
(2). H > T : Komunikasi sangat efektif
(3). H <>

Bab 4 dan 5


Bab 4
TATARAN KOMUNIKASI

Secara teoretis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara, tergantung kategori yang kita gunakan.
Berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk antarpribadi, kelompok kecil, kelompok besar/publik, organisasi, dan massa.
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Dalam komunikasi Intrapribadi, anda bertindak sebagai komunikator dan sekaligus sebagai komunikan, orang kepada siapa pesan komunikator ditujukan.
Komunikasi Antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadik: tiga orang). Lebih dari tiga orang biasanya dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (non-media massa).
Dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog, walaupun dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yg mendominasi percakapan.
Komunikasi kelompok adalah apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, atau cenderung dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Komunikasi kelompok sering kita temui dalam keluarga, tetangga, teman dan kerabat, atau kelompok diskusi.
Komunikasi Organisasi terjadi dalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal maupun informal. Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan yg disampaikan.
Komunikasi Formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi: komunikasi keatas, kebawah, maupun horizontal.
Komunikasi Informal adalah yang terjadi diluar struktur organisasi.
Komunikasi Massa melibatkan jumlah komunikan yg banyak, tersebar alam area Geografis yg luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yg sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yg sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi. Di dalam komunikasi massa terjadi pula komunikasi organisasi, komunikasi kelompok besar ataupun kecil, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.

Bab 5
MANUSIA: KOMUNIKATOR, KOMUNIKAN, DAN MEDIUM

Berdasarkan sifat materinya, peralatan tubuh manusia dapat kita bedakan atas peralatan jasmani dan peralatan rohani. Baik komunikator dan komunikan adalah manusia, keduanya menggunakan peralatan jasmani dan rohaninya dalam berkomunikasi.
Dalam komunikasi Intrapribadi, manusia komunikator menggunakan peralatan rohani seperti hati nurani, akal, budi, dan seperangkat naluri untuk menyusun pesan.
Dalam komunikasi Antarpribadi, manusia komunikator menggunakan peralatan jasmani seperti mulut, kaki, tangan, dan sebagainya untuk menyampaikan pesan.
Peralatan jasmani bersifat konkret, dapat dilihat dan dipegang; sedangkan peralatan rohani bersifat abstrak, tidak dapat dilihat dan dipegang, namun dapat kita rasakan fungsi-fungsinya.
Pada sisi komunikator, peralatan jasmani yang berfungsi tidak sebagaimana adanya dapat bermasalah.
Pada sisi komunikan, peralatan jasmani yang berfungsi tidak sebagaimana adanya juga dapat menimbulkan masalah dalam penerimaan (receive) pesan.
Seperti halnya peralatan jasmani, peralatan rohani juga memiliki fungsinya masing-masing. Peralatan rohani bekerja secara simultan, bersama-sama, terus-menerus sepanjang kesadaran manusia pemiliknya, dan baru berhenti ketika pemiliknya mati.
Akal adalah salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi untuk membedakan mana yang salah dan benar, mengingat, menghubungkan, menganalisis, dan menyimpulkan. Kemampuan akal sering diukur dengan IQ – intelectual quotient; kecerdasan intelektual. Belakangan manusia sadar, terdapat jenis kecerdasan lain yang lebih menentukan, yakni apa yang kemudian disebut kecerdasan emosional; EQ – emotional quotient, EQ adalah hasil kerja peralatan rohani selain daripada akal, yakni apa yang kita sebut budi.
Budi adalah salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi untuk membedakan baik dan buruk (etika), indah atau tidak indah (estetika atau perasaan keindahan), sopan atau tidak sopan (etiket atau perasaan tata krama kesopanan), adil atau tidak adil (perasaan keadilan).
Naluri adalah dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk berperilaku tertentu. Naluri sering disebut juga instink.
Naluri Kebahagiaan: yaitu dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk terus-menerus mencari dan menentukan kebahagiaan.
Naluri Sosial: yaitu dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk terus-menerus berupaya hidup bersama-sama dengan manusia lainnya. Karenanyalah, manusia disebut mahluk sosial.
Naluri Ingin Tahu: yaitu dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk terus-menerus berupaya mengetahui segala sesuatu, termasuk hal ihwal dirinya sendiri.
Naluri Komunikasi: yaitu dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk terus menerus berupaya menyampaikan pesan kepada manusia lainnya.
Hati Nurani adalah peralatan rohani manusia yang berfungsi sebagai pedoman manakala akal, budi, atau naluri tidak dapat memutuskan dan manusia berada dalam kebimbangan.
Motif Komunikasi : didefinisikan komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, sementara pesan kita maknai sebagai segala sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Artinya pada saat manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesan kepada manusia lain, ia berusaha mewujudkan motif komunikasi.
Konsep Kebahagiaan, kita artikan sebagai rancangan dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh kebahagiannya di berbagai bidang kehidupan: keluarga, pasangan hidup, pendidikan, pekerjaan, serta bidang-bidang kehidupan lainnya.
Konsepsi kebahagiaan adalah hasil kerja peralatan rohani: hati nurani, akal, budi, dan naluri yang terbentuk sepanjang hidup manusia pemiliknya.
Falsafa hidup, merupakan kesatuan nilai-nilai yang menurut manusia pemiliknya paling agung dan kalau diwujudkan ia yakin akan memperoleh kebahagiaan.
Tindak komunikasi didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan manusia dalam usaha penyampaian pesan guna mewujudkan motif komunikasinya.

Bab 2 dan 3

Bab 2
KONSEP-KONSEP DASAR:
DEFINISI KOMUNIKASI

Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendefinikasikan komunikasi. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya, dalam hal apa definisi itu kita perlukan.
Definisi komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya kita nyatakan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Obyek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Tiga kategori definisi komunikasi. Dance dan Larson mengindetifikasi tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya itu.
Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya: yang bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Tingkat kesengajaan: yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi2 yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan: yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian.
Ada 3 unsur utama untuk mengindetifikasikan komunikasi:
usaha: motif komunikasi yang menyebabkan seseorang dengan sengaja menyampaikan pesannya kepada manusia lain.
penyampaian pesan: perilaku manusia dalam hal penyampaian pesan dan hanya tentang pesan.
antarmanusia: adanya manusia sebagai pengirim pesan dan manusia lain yang bertindak sebagai penerima pesan.

Bab 3
UNSUR-UNSUR DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Untuk dapat terjadi proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur utama:
pengirim pesan
pesan itu sendiri
target penerima pesan
Pengirim Pesan (Komunikator) adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi; dalam hal ini kita sebut komunikator.
Pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi.
Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari:
satu orang
banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang
massa
Penerima Pesan (Komunikan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan.
Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikannya, maka proses komunikasi dapat terjadi dalam sembilan kemungkinan, yaitu:
antara satu orang dengan satu orang
antara satu orang dengan banyak orang
antara satu orang dengan massa
antara banyak orang dengan satu orang
antara banyak orang dengan banyak orang
antara banyak orang dengan massa
antara massa dengan satu orang
antara massa dengan banyak orang
antara massa dengan massa
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikan berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Lambang komunikasi disebut juga bentuk, yakni wujud konkret dari pesan, berfungsi mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret.
Suara, mimik, dan gerak gerik lazim digolongkan dalam pesan nonverbal, sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan dikelompokkan dalam pesan verbal.
Pesan disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasi: apa yang ia pikir dan rasakan.